Nama :
Mochamad Fajrin Dzikriawan
NPM :
34412315
Kelas : 1ID01
Kajian Kebudayaan Manusia Pada Abad
Pertengahan
Peradaban
zaman pertengahan menduduki tempat tersendiri dalam sejarah. Dengan berakar
pada peradaban-peradaban Yunani-Romawi,Byzantium, dan Arab, dasar-dasar atau fondasi
Peradaban Zaman Pertengahan memang benar-benar diletakan oleh kreator-kreator
peradaban. Anasir spiritual berasal dari kebenaran-kebenaran agama Kristen.
Negara masyarakat di Eropa Barat lama mengalami banyak
berbagai bencana akibat runtuhnya Kekaisaran Romawi. Aktivitas ekonomi
merosot, negara-negara kota lama terus-menerus lenyap satu demi satu. Kehidupan
semakin terkonsentrasikan di pedesaan, dan bertumpu pada sector pertanian. Ekonomi uang semakin tergeser oleh ekonomi domestic atau ekonomi pertanian. Karena aktivitas jual
beli rendah, bahan-bahan makanan dan barang-barang manufaktur rendah pula
nilainya. Masing-masing wilayah mengembangkan semua atau hampir semua yang
dibutuhkan penduduknya. Begitulah gambaran selintas masyarakat di Spanyol,
Gaul, Italia, dan kawasan Rhein.
Pakaian selama abad
pertengahan
Jangan terkecoh. Mungkin kita sering melihat pakaian-pakaian indah dan menawan dari abad pertengahan, tapi itu semua diperuntukan untuk para orang kaya dan bangsawan. Para petani dan rakyat jelata hanya memakai pakaian usang dari wol atau linen.
Pakaian tidak hanya untuk menutup tubuh, tetapi pakaian juga dipakai sebagai pembeda : pria atau wanita, kaya atau miskin, tuan tanah atau petani biarawan-orang awam. Pakaian bisa sebagai penunjuk status sosial si pemakainya itu.
Para prianya memakai tunic sampai dengan batas lutut, sementara para biarawan memakai tunicnya hingga menyentuh lantai. Tunic para bangsawan dan raja juga panjang hingga menyentuh lantai. Tunic itu dipakai untuk acara tertentu. Celana dengan bahan wol kadang dipakai dibalik tunic itu. Para bangsawan memakai celana yang lebih ketat di balik tunic mereka. Celana ketat itu ditenun, sehingga jadinya tidak begitu ketat dan tak begitu pas. Sepatu juga dipakai, jika mampu membelinya atau membuatnya. Kaum wanitanya memakai tunic hingga sampai pergelangan kaki. Jika mereka mampu, kaum wanitanya juga memakai kain linen di balik tunicnya, dan wol di bagian luarnya. Mereka juga memakai jubah yang terbuat dari wol jika akan berpergian. Biarawatinya juga memakai tunic yang hampir mirip, namun warnanya hitam atau putih saja. Untuk para wanita bangsawan, mereka juga memakai penutup kepala, dan memiliki dahi yang lebar dan tinggi (karena rambut mereka dicabuti demi mendapat dahi tinggi itu) Dahi tinggi dianggap cantik.
Jangan terkecoh. Mungkin kita sering melihat pakaian-pakaian indah dan menawan dari abad pertengahan, tapi itu semua diperuntukan untuk para orang kaya dan bangsawan. Para petani dan rakyat jelata hanya memakai pakaian usang dari wol atau linen.
Pakaian tidak hanya untuk menutup tubuh, tetapi pakaian juga dipakai sebagai pembeda : pria atau wanita, kaya atau miskin, tuan tanah atau petani biarawan-orang awam. Pakaian bisa sebagai penunjuk status sosial si pemakainya itu.
Para prianya memakai tunic sampai dengan batas lutut, sementara para biarawan memakai tunicnya hingga menyentuh lantai. Tunic para bangsawan dan raja juga panjang hingga menyentuh lantai. Tunic itu dipakai untuk acara tertentu. Celana dengan bahan wol kadang dipakai dibalik tunic itu. Para bangsawan memakai celana yang lebih ketat di balik tunic mereka. Celana ketat itu ditenun, sehingga jadinya tidak begitu ketat dan tak begitu pas. Sepatu juga dipakai, jika mampu membelinya atau membuatnya. Kaum wanitanya memakai tunic hingga sampai pergelangan kaki. Jika mereka mampu, kaum wanitanya juga memakai kain linen di balik tunicnya, dan wol di bagian luarnya. Mereka juga memakai jubah yang terbuat dari wol jika akan berpergian. Biarawatinya juga memakai tunic yang hampir mirip, namun warnanya hitam atau putih saja. Untuk para wanita bangsawan, mereka juga memakai penutup kepala, dan memiliki dahi yang lebar dan tinggi (karena rambut mereka dicabuti demi mendapat dahi tinggi itu) Dahi tinggi dianggap cantik.
Australia
Orang Polinesia menduduki pulau-pulau baru di Pasifik,
lalu pindah ke Selandia Baru sekitar tahun 900. Di Australia, orang Aborigin
tidak disentuh pengaruh luar.
Timur Tengah
Kerajaan Sasanid Persia mencapai puncak kejayaan selama tahun 579. Setelah
wafatnya Nabi Muhammad pada 632, kerajaan Islam mulai meluas. Pada tahun 634,
orang Arab menaklukkan Persia dan menyingkirkan Kerajaan Sasanid. Namun pada
tahun 756, kerajaan Islam itu mulai terpecah. Di akhir abad ke-11, Yerusalem
direbut oleh pasukan Perang Salib.
Afrika
Pada tahun 700, seluruh Afrika utara menjadi bagian dari
kerajaan Islam. Di Afrika barat, Ghana yang kaya emas menjadi semakin kuat.
Berbagai kerajaan dagang lainnya seperti Mali dan Kanem-Bornu mulai berkembang
di tanah subur di ujung selatan Gurun Sahara.
Amerika Utara
Sekitar tahun 700, dua kebudayaan kota yang terpisah
mulai berkembang di Amerika Utara. Salah satunya adalah kebudayaan Gundukan
Kuil di sekitar wilayah Mississippi, yaitu kebudayaan yang memperdagangkan
tembaga dan berbagai barang ke seantero benua. Peradaban lainnya adalah
kebudayaan pueblo (desa) Anasazi di barat-daya, di mana
penduduknya hidup di berbagai pueblobatu yang dihubungkan dengan
jalan. Anasazi memiliki agama yang sudah maju. Di tempat lain, banyak suku
pribumi Amerika berkembang semakin besar dan kuat, sekalipun mereka masih hidup
dari pertanian dan berburu serta tinggal di desa permanen atau masih
mengembara. Lebih ke timur-laut, di Newfoundland, orang kulit putih pertama
tiba. Orang Viking menetap di sana selama beberapa waktu sekitar tahun 1000.
Amerika Tengah dan Selatan
Sekitar tahun 600-700, kota besar Meksiko, Teotihuacan,
mencapai kejayaannya. Teotihuacan dan bangsa Maya yang hidup lebih ke selatan
mengalami kemunduran sekitar tahun 750. Namun, kekaisaran negara-kota Maya
tetap hidup sepanjang periode ini. Pada 900-1100, orang Toltek yang senang
berperang menguasai Meksiko. Lebih ke selatan, di Peru, negara-kota Tiahuanaco
di Pegunungan Andes serta Huari di kawasan pantai berkembang dan semakin maju.
Tiahuanaco merupakan pendahulu Kerajaan Inca. Pada tahun 1000, Kerajaan Huari
digantikan oleh Kerajaan Chimu yang berkembang di sekitar Chan Chan, di Peru
utara.
Kesusastraan pada Zaman Pertengahan
Pada
dasarnya umat Kristen tak memiliki pertautan apa pun dengan karya-karya klasik
Yunani dan Romawi yang politieistik dan mengandung gambaran yang tak senonoh
tentang kehidupan para dewa. St. Augustinus mengkhawatirkan kemungkinan
timbulnya pengaruh buruk dari karya-karya para penulis kafir itu. Kekhawatiran
ini juga di rasakan oleh umat Kristen pada umumnya. Umat Kristen barangkali
boleh menolak sastra kafir. Namun hal itu tak mungkin mereka lakukan
tanpa juga menolak retorika, filsafat dan ilmu pengetahuan yang pernah
dihasilkan bahasa Yunani dan Romawi. Para pemimpin gereja akhirnya juga
mengambil alih retorika lama, dan pengetahuan klasik menjadi bagian penting
dari fondasi peradaban Zaman Pertengahan.
Zaman
Kegelapan kata lain untuk menyebut Zaman Pertengahan. Ini periode zaman
para santo, dengan segala kepercayaan naïf tentang keajaiban mereka. Bentuk
khas kesusasteraan yang lazim pada periode ini adalah hagiograf , atau kisah-kisah para santo. Banyak dari kisah-kisah
semacam ini sebagian baik sebagian fiksi belaka, sebagian panjang sebagian
pendek yang telah disusun menjadi semcam antologi yang dikenal sebagai Acta Sanctorum, atau Kisah Para Santo. Gregorius Agung, Paus
dari 590 hingga 604, adalah pemimpin gereja yang paling bersemangat mendorong
penulisan tentang kehidupan apra santo. Karyanya sendiri yang berjudul Dialogoues, yang ditulis untuk
menyenangkan umat Kristen, penuh dengan berbagai ceritaq keajaiban untuk
membenarkan ajaran Kristen. Gregorius memang seorang pengkhotbah dan sekaligus
penulis besar. Empat puluh dari kumpulan khotbah-khobahnyaq, yakni Homillies, masih bertahan. Karya lain
Gregorius, yakni Magna Moralia, merupakan
komentar atau catatan terhadap Kitab Job. Karya ini menjadi fondasi teologi
selama Zaman Pertengahan.
Tokoh
Zaman Pertengahan yang lain yang tidak boleh diabaikan adalah Boethius.
Ia lahir di Roma, dan berasal dari golongan aristocrat. Ia hidup di bawah Raja
Theodorik(†526), yang mendirikan kerajaan Ostrogoth di Italia. Boethius menaruh
minat besar terhadap pengetahuan klasik, baik Yunani maupun Romawi. Meskipun
Boethius banyak menulis nbuku-buku tentang aritmatika dan music, ia sebenarnya
lebih berminat pada karya-karya Plato dan Aristoteles, yang kemudian banyak ia
terjemahkan. Terjemahannya atas karya-karya Aristoteles seperti Categories dan De Interpretations berperan penting dalam pengembangan kehidupan
intelektual di Barat. Selain Boethius, tokoh lainnya lagi yang perlu
diperhatikan adalah Cassiodorus (†583). Ia asli orang Italia selatan. Seperti
Boethius, ia sangat berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan pada zaman
pertengahan. Ia mencoba mendirikan sebuah sekolah teologi di Roma. Namun
gagasan ini praktis sulit direalisasikan karena peperangan yang destruktif dan
berkepanjangan antara Justinianus dan orang-orang Ostrogoth. Hal ini
mendorongnya untuk untuk meninggalkan tanah leluhurnya, dan kemudian mendirikan
biara di Vivarium. Motivasi utamanya adalah agar para biarawan benar-benar
menjadi ahli kitab yang mampu menjelaskan teks-teks suci dalam Injil.
§ Ilmu
Pengetahuan, selama Zaman kegelapan pengetahuan
ilmiah relative tidak mendapat tempat. Hal ini merupakan konsekuensi
logis dari merosotnya penyelidikan ilmiah Yunani dan pupusnya
institusi-institusi ilmiah Romawi. Orang tak lagi berminat melakukan observasi
secara ilmiah saeperti yang dilaukan Aristoteles.
§ Ilmu Kedokteran,
karena tidak tumbuhnya sikap kritis, ilmu kedokteran pada Zaman kegelapan
praktis tidak mengalami kemajuan. Ketika Kekaisaran Romawi mengalami
disintegrasi, pengetahuan kedokteran yang telah dikembangkan Hippocrates dan
Galen terabaikan. Hanya kadang-kadang saja cara yang lebih masuk akal
digunakan. Di Barat, pengetahuan kedokteran sangat tak berarti jika
dibandingkan dengan pengetahuan orang-orang Persia dan Yahudi pada masa kekhalifahan
Ummayah dan Abbasiyah, yang mengembangkan pengetahuan mereka langsung dari
karya-karya Galen. Sampai dengan abad XII, Eropa Kristen tak menjamah harta
pengetahuan klasik ini. Jelas kebudayaan Eroba barat pada periode ini teramat
kecil dibandingkan dengan kebudayaan Byzantium dan khususnya dunia Arab.
§ Agama, Abad
Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama
berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk
pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan
dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
§ Militer, pasukan
pada abad pertengahan benar-benar dilatih untuk bertempur. Dengan alat-alat
yang sederhana seperti pedang, panah atau tombak. Sedangkan pada pasukan yang
menggunakan hewan (misalnya kuda
dan unta)
yang biasa disebut kavaleri
dianggap sangat berjaya pada abad pertengahan. Tetapi era mereka pudar ketika
makin banyak para pemanah (Archers) yang lebih efektif dalam
pertempuran. Selain itu tentunya pasukan infantri atau pasukan yang berjalan kaki seperti
ksatria berpedang (swordsman), penusuk (pikeman) dan lain-lain.
Ini terjadi karena pada masa itu setiap negara masih bernetuk kerajaan,
khususnya di Eropa. Pada
zaman dulu belum ada tank, maka terciptalah ketapel (catapult) untuk
menghancurkan kastil-kastil atau benteng pertahanan. Ada pula pelempar batu
panas/berapi yang disebut Mangonel.
Kehidupan Masyarakatnya dan pembagian kelas :
Rakyat biasa pada abad pertengahan, mereka terbagi atas kasta-kasta tertentu dan memakai sistem mengabdi kepada sang pemilik tanah :
1. orang-orang bebas
Mereka berjumlah sangat sedikit, mereka membayar dan menyewa tanah kepada sang pemilik tanah, dan mereka hanya memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali kewajiban yang harus mereka lakukan kepada sang tuan tanah
2. petani/cottars
Mereka memiliki sebuah rumah yang mereka sewa dari tuan tanah, dan memiliki tanah milih tuan tanah yang harus mereka garap
Dalam masyarakat abad pertengahan, seorang anak akan tinggal bersama keluarga mereka, namun karena wabah penyakit yang menyebabkan anggota keluarga anak itu meninggal, dia bisa saja tinggal bersama saudaranya yang lain. Anak itu juga bisa saja diasuh oleh kakek-neneknya jika orang tua mereka sudah meninggal sejak mereka masih kecil.
Pendidikan memang terbatas, sangat sedikit yang bisa bersekolah. Anak-anak rakyat biasa biasanya bekerja di ladang atau membantu merawat adik-adiknya. Sedangkan yang berasal dari keluarga yang agak kaya, ada beberapa dari mereka yang menjadi biarawan-biarawati. Di biara, mereka bisa mendapatkan pendidikan baca dan tulis. Jika berasal dari keluarga yang amat kaya, biasanya akan mendapatkan pendidikan secara privat di rumah.
Para remaja abad pertengahan biasanya juga bekerja diladang, atau juga bisa membantu pekerjaan orang-orang sekitarnya, misalnya membantu memberi makan hewan. Mereka juga bekerja sebagai pelayan di keluarga yang kaya. Atau mereka juga sebagai trainee pandai besi. Rata-rata, mereka tinggal dengan orang yang memperjakan mereka.
Orang-orang abad pertengahan
Inilah mereka, yang hidup di masa abad pertengahan.
1. Raja
Raja atau bangsawan yang memerintah atas suatu daerah. Untuk melindungi daerahnya dari serbuan orang asing, maka dia memberikan kuasa kepada para vassal. Vassal diberikan kekuasaan, sebagai gantinya mereka harus melindungi daerah milik sang raja.
2. Vassal
Vassal diberikan sejumlah tanah dari raja. Tanah itu disebut fiefs. Vassal memiliki kekuasaan atas fiefs mereka, dan bisa sebagai 'raja kecil'. Bisa saja, ada orang yang menjadi vassal, tetapi juga sekaligus dia adalah seorang raja di tempat lain.
3. Ksatria
Ksatria adalah para petarung yang melindungi suatu wilayah. Ksatria berjanji setia kepada sang raja dan raja juga memberikan wilayah kepada mereka. Tidak sembarangan orang bisa menjadi ksatria, hanya anak-anak dari bangsawan yang bisa. Mereka dicalonkan sebagai ksatria dari usia 7 tahun, dan mendapat berbagai pelajaran dan berbagai ilmu seperti ilmu pedang. Di usia 13-14 tahun, mereka menjadi squires dan mulai berlatih bertempur di atas kuda. Dan pada usia 21 mereka ditahbiskan menjadi ksatria. Upacaranya dengan berlutut di hadapan sang raja, dan berjanji setia, dan raja memberikan mereka gelar sambil menaruh pedang di atas bahunya.
4. Wanita bangsawan
Mereka adalah istri atau anak dari bangsawan. Mereka mengurusi rumah tangga dan mengurusi anak. Mereka juga bisa menolong dan membantu yang sakit. Dalam beberapa kasus, ada juga wanita bangsawan yang bisa mempunyai tanah mereka sendiri, yang merupakan warisan dari suami atau orang tuanya. Wanita bangsawan juga bisa sebagai wakil dari raja atau si bangsawan itu jika mereka sedang tidak ada di tempat. Wanita itu bisa memerintah dan bahkan jika disuruh oleh rajanya, dia bisa mengirimkan ksatria dan prajurit ke medan perang.
5. Uskup(bishop)
Uskup adalah pemimpin gereja, yang berada dibawah kuasa Paus dan Uskup Roma. Uskup rata-rata dari kalangan bangsawan. Uskup membawahi para pastur gereja, biarawan, dan suster dan mengurusi urusan administrasi gereja.
6. Pastur
Pastur yang melakukan berbagai kegiatan rohani di gereja seperti memimpin misa, kotbah.
7. Biarawan dan biarawati
Biarawan dan biarawati adalah pria dan wanita yang menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan dan tinggal di asrama atau biara. Mereka hidup sangat sederhana. Mereka tidak menikah, dan mereka sangat mencurahkan hidupnya untuk Tuhan. Mereka juga bisa sebagai dokter yang menyembuhkan orang sakit dan menolong yang miskin.
8. Friars/bruder
Nama panggilan bagi seorang rohaniwan Katolik. Bruder biasanya termasuk ordo Agustinus, Karmelit, Dominikan, Fransiskan, dan FIC. Perbedaan antara bruder dengan biarawan ialah bahwa para bruder hidup dalam kesederhanaan dan kesajahaan sebagai tanda kebaktian bagi komunitas, berbeda dengan para biarawan yang pekerjaannya hanya berdoa dan bermeditasi saja. Pada abad pertengahan, bruder berkeliling untuk menyebarkan ajaran dan berada langsung di masyarakat.
9. Serf
Kebanyakan, para petani adalah serfs. Mereka tinggal disuatu komunitas kecil yang berada di suatu wilayah yang dipimpin oleh vassal atau raja. Hidup mereka sangat diatur oleh si pemimpinnya, dan mereka tidak bisa pergi dari sana atau menikah tanpa seijin tuan mereka. Serf menanami dan memanen tanah tuan mereka, dan merawat ternak, memotong kayu bakar, bekerja di ladang. Jika serf memiliki cukup uang, mereka bisa membeli kebebasan mereka dan menjadi orang-orang bebas (freeman)
10. Pelayan
Pelayan adalah orang yang bekerja di rumah si penguasa atau bangsawan. Dialah yang melakukan kegiatan seperti memasak, mencuci, mengepel, dan kegiatan rumah tangga lainnya.
11. Pedagang
Mereka adalah pedagang yang berdagang benda-benda seperti hasil alam, garam, besi, kain. Seiring berjalan waktu, barang-barang yang diperjual belikan juga bervariasi.
12. Minstrels
Adalah para penghibur yang berkeliling dari kota ke kota, dalam grup. Rata-rata mereka adalah penyanyi atau pemain musik, tapi mereka juga bisa melakukan aksi lainnya seperti pertunjukan akrobatis, menari, bermain juggling. Minstrel memiliki nama yang menjadi pembeda
Sistem hukum abad pertengahan
Tidak ada polisi dan lembaga hukum saat itu, jadinya masih sangat tergantung pada masyarakatnya.
The Manorial Court (Trial by Jury)
Jika ada yang melanggar hukum, maka si terdakwa itu akan dihadapkan pada tuan tanah sebagai hakim, lalu ada 12 orang juri yang berasal dari warga yang sudah dipilih sendiri juga oleh warga. Para juri itulah yang menentukan bersalah atau tidaknya si terdakwa itu, termasuk hukumannya. Biasanya ini hanya untuk pelanggaran ringan.
Rakyat biasa pada abad pertengahan, mereka terbagi atas kasta-kasta tertentu dan memakai sistem mengabdi kepada sang pemilik tanah :
1. orang-orang bebas
Mereka berjumlah sangat sedikit, mereka membayar dan menyewa tanah kepada sang pemilik tanah, dan mereka hanya memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali kewajiban yang harus mereka lakukan kepada sang tuan tanah
2. petani/cottars
Mereka memiliki sebuah rumah yang mereka sewa dari tuan tanah, dan memiliki tanah milih tuan tanah yang harus mereka garap
Dalam masyarakat abad pertengahan, seorang anak akan tinggal bersama keluarga mereka, namun karena wabah penyakit yang menyebabkan anggota keluarga anak itu meninggal, dia bisa saja tinggal bersama saudaranya yang lain. Anak itu juga bisa saja diasuh oleh kakek-neneknya jika orang tua mereka sudah meninggal sejak mereka masih kecil.
Pendidikan memang terbatas, sangat sedikit yang bisa bersekolah. Anak-anak rakyat biasa biasanya bekerja di ladang atau membantu merawat adik-adiknya. Sedangkan yang berasal dari keluarga yang agak kaya, ada beberapa dari mereka yang menjadi biarawan-biarawati. Di biara, mereka bisa mendapatkan pendidikan baca dan tulis. Jika berasal dari keluarga yang amat kaya, biasanya akan mendapatkan pendidikan secara privat di rumah.
Para remaja abad pertengahan biasanya juga bekerja diladang, atau juga bisa membantu pekerjaan orang-orang sekitarnya, misalnya membantu memberi makan hewan. Mereka juga bekerja sebagai pelayan di keluarga yang kaya. Atau mereka juga sebagai trainee pandai besi. Rata-rata, mereka tinggal dengan orang yang memperjakan mereka.
Orang-orang abad pertengahan
Inilah mereka, yang hidup di masa abad pertengahan.
1. Raja
Raja atau bangsawan yang memerintah atas suatu daerah. Untuk melindungi daerahnya dari serbuan orang asing, maka dia memberikan kuasa kepada para vassal. Vassal diberikan kekuasaan, sebagai gantinya mereka harus melindungi daerah milik sang raja.
2. Vassal
Vassal diberikan sejumlah tanah dari raja. Tanah itu disebut fiefs. Vassal memiliki kekuasaan atas fiefs mereka, dan bisa sebagai 'raja kecil'. Bisa saja, ada orang yang menjadi vassal, tetapi juga sekaligus dia adalah seorang raja di tempat lain.
3. Ksatria
Ksatria adalah para petarung yang melindungi suatu wilayah. Ksatria berjanji setia kepada sang raja dan raja juga memberikan wilayah kepada mereka. Tidak sembarangan orang bisa menjadi ksatria, hanya anak-anak dari bangsawan yang bisa. Mereka dicalonkan sebagai ksatria dari usia 7 tahun, dan mendapat berbagai pelajaran dan berbagai ilmu seperti ilmu pedang. Di usia 13-14 tahun, mereka menjadi squires dan mulai berlatih bertempur di atas kuda. Dan pada usia 21 mereka ditahbiskan menjadi ksatria. Upacaranya dengan berlutut di hadapan sang raja, dan berjanji setia, dan raja memberikan mereka gelar sambil menaruh pedang di atas bahunya.
4. Wanita bangsawan
Mereka adalah istri atau anak dari bangsawan. Mereka mengurusi rumah tangga dan mengurusi anak. Mereka juga bisa menolong dan membantu yang sakit. Dalam beberapa kasus, ada juga wanita bangsawan yang bisa mempunyai tanah mereka sendiri, yang merupakan warisan dari suami atau orang tuanya. Wanita bangsawan juga bisa sebagai wakil dari raja atau si bangsawan itu jika mereka sedang tidak ada di tempat. Wanita itu bisa memerintah dan bahkan jika disuruh oleh rajanya, dia bisa mengirimkan ksatria dan prajurit ke medan perang.
5. Uskup(bishop)
Uskup adalah pemimpin gereja, yang berada dibawah kuasa Paus dan Uskup Roma. Uskup rata-rata dari kalangan bangsawan. Uskup membawahi para pastur gereja, biarawan, dan suster dan mengurusi urusan administrasi gereja.
6. Pastur
Pastur yang melakukan berbagai kegiatan rohani di gereja seperti memimpin misa, kotbah.
7. Biarawan dan biarawati
Biarawan dan biarawati adalah pria dan wanita yang menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan dan tinggal di asrama atau biara. Mereka hidup sangat sederhana. Mereka tidak menikah, dan mereka sangat mencurahkan hidupnya untuk Tuhan. Mereka juga bisa sebagai dokter yang menyembuhkan orang sakit dan menolong yang miskin.
8. Friars/bruder
Nama panggilan bagi seorang rohaniwan Katolik. Bruder biasanya termasuk ordo Agustinus, Karmelit, Dominikan, Fransiskan, dan FIC. Perbedaan antara bruder dengan biarawan ialah bahwa para bruder hidup dalam kesederhanaan dan kesajahaan sebagai tanda kebaktian bagi komunitas, berbeda dengan para biarawan yang pekerjaannya hanya berdoa dan bermeditasi saja. Pada abad pertengahan, bruder berkeliling untuk menyebarkan ajaran dan berada langsung di masyarakat.
9. Serf
Kebanyakan, para petani adalah serfs. Mereka tinggal disuatu komunitas kecil yang berada di suatu wilayah yang dipimpin oleh vassal atau raja. Hidup mereka sangat diatur oleh si pemimpinnya, dan mereka tidak bisa pergi dari sana atau menikah tanpa seijin tuan mereka. Serf menanami dan memanen tanah tuan mereka, dan merawat ternak, memotong kayu bakar, bekerja di ladang. Jika serf memiliki cukup uang, mereka bisa membeli kebebasan mereka dan menjadi orang-orang bebas (freeman)
10. Pelayan
Pelayan adalah orang yang bekerja di rumah si penguasa atau bangsawan. Dialah yang melakukan kegiatan seperti memasak, mencuci, mengepel, dan kegiatan rumah tangga lainnya.
11. Pedagang
Mereka adalah pedagang yang berdagang benda-benda seperti hasil alam, garam, besi, kain. Seiring berjalan waktu, barang-barang yang diperjual belikan juga bervariasi.
12. Minstrels
Adalah para penghibur yang berkeliling dari kota ke kota, dalam grup. Rata-rata mereka adalah penyanyi atau pemain musik, tapi mereka juga bisa melakukan aksi lainnya seperti pertunjukan akrobatis, menari, bermain juggling. Minstrel memiliki nama yang menjadi pembeda
Sistem hukum abad pertengahan
Tidak ada polisi dan lembaga hukum saat itu, jadinya masih sangat tergantung pada masyarakatnya.
The Manorial Court (Trial by Jury)
Jika ada yang melanggar hukum, maka si terdakwa itu akan dihadapkan pada tuan tanah sebagai hakim, lalu ada 12 orang juri yang berasal dari warga yang sudah dipilih sendiri juga oleh warga. Para juri itulah yang menentukan bersalah atau tidaknya si terdakwa itu, termasuk hukumannya. Biasanya ini hanya untuk pelanggaran ringan.