Rabu, 05 Desember 2012

KAJIAN KEBUDAYAAN ZAMAN PRASEJARAH


Nama       : Mochamad fajrin dzikriawan
Kelas       : 1ID01
Npm         : 34412315

Kebudayaan manusia pada zaman prasejarah
Manusia diberikan Tuhan kemampuan akal dan kecerdasan otak. Dengan kecerdasannya tersebut manusia menempati kedudukan tinggi. Karena dengan kecerdasan otaknya, manusia mampu memikirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupannya. Dalam perkembangannya, kecerdasan akal dan otak manusia mempu menciptakan budaya yang bernilai tinggi.
Pada masa prasejarah, manusia telah memcapai kebudayaan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari alat-alat yang digunakan sejak jaman palaeolitikhum sampai dengan neolitikhum, peralatan semakin disempurnakan. Disamping itu, dari segi sosial, politik dan keagamaan, manusia telah sampai kepada taraf yang mampu menghubungkan antara peralatan hidup dengan kehidupan religi mereka. Hal ini tampak pada ditemukannya nekara dan moko sebagai sarana religi untuk upacara memanggil hujan. Dalam hal lain, manusia telah mampu memikirkan bahwa terdapat kehidupan setelah mati. Hal ini tampak pada adanya pemujaan kepada arwah nenek moyang melalui perantara bangunan bangunan sebagai hasil tradisi megalitik.


Zaman Paleolitikum
Zaman paleolotikum berarti zaman batu tua. Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan primitif.Ciri – ciri kehidupan manusia pada zaman paleolotikum antara lain :
1.    hidup berkelompok ( tinggal disekitar aliran sungai,gua atau di atas pohon )
2.     mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan ( food gathering )
3.     berburu.

oleh karena itu, manusia purba selalu berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat yang lain ( nomaden ). Jenis manusia purba Indonesia yang hidup pada zaman ini antara lain :
1.     Pithecanthropus erectus
2.    pithecantropus robustus
3.     Meganthropus palaeojavanicus.

Selanjutnya hidup berbagai jenis homo ( manusia ) diantaranya Homo soloensis dan Homo wajakensis.
  • Zaman Mesolitikum
Zaman mesolitikum disebut juga zaman batu madya / tengah. Zaman ini disebut pula zaman mengumpulkan makanan ( food gathering ) tingkat lanjut, Yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa melanesoid yang menyerupai nenek moyang orang Papua, Sakai, Aeta, dan Aborigin. Seperti halnya zaman palaeolitikum, zaman mesolitikum mendapat makanan dengan cara berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal di gua – gua di bawah bukit karang ( abris soucheroche ) ,tepi pantai dan ceruk pegungungan. Gua abris souche roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri dari panas dan hujan.  Hasil peninggalan manusia pada masa itu adalah menyerupai alat – alat kesenian yang ditemukan di gua – gua dan coretan pada dinding gua seperti di gua leang – leang, sulawesi selatan, yang ditemukan oleh Ny.Heeren Palm pada 1950. Van Stein Callenfels menemukan alat 0 alat tajam berupa mata panah, flakes, serta batu penggiling di Gua Lawa dekat Sampung Ponorogo dan Madiun. Pada masa ini ditemukan juga kjokken moddinger yaitu dapur kulit kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang  pantai timur Sumatra. Peralatan yang ditemukan di tempat itu adalah kapak genggam Sumatra, Pabble culture dan alat berburu dari tulang hewan.
  • Zaman Neolitikum
Zaman neolitikum berarti zaman batu muda. Di indonesia,zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM.Cara hidup untuk memenuthi kebutuhan hidupnya mengalami perubahan pesat dari cara food gathering menjadi food producting yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak. Pada masa itu manusia sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari bahaya binatang buas. Pada masa Neolitikum, manusia purba telah membuat lumbung – lumbung guna menyimpan padi dan gabah.Tradisi seperti ini masih ditemukan di daerah badui di banten.manusia purba telah mengenal 2 jenis peralatan yakni beliung persegi dan kapak lonjong. Beliung persegi menyebar di Indonesia bagian barat diperkirakan budaya ini disebarkan dari yunani di Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke Indonesia. Kapak lonjong tersebar di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina, sulawesi utara, maluku, irian, dan kepulauan Melanesia.
  • Zaman Megalitikum
Mengapa zaman Megalitikum karena pada zaman ini ditemukan peralatan yang terbuat dari batu – batu besar. Pada zaman ini, manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang mendiami benda – benda seperti  pohon, batu, sungai gunung dan senjata tajam Sementara itu, Dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib yang daoat mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan manusia pada zaman megalitikum ini mengenal kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai bentuk penghormatan. Adanya kepercayaan manusia terhadap kekuatan alam dan bentuk mahkluk halus dapat dilihat dari penemuan bangunan kepercayaan primitif. Peninggalan yang bersifat rohaniah ini ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatra selatan, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan dalam bentuk menhir ,dolmen, sarkofagus, kuburan batu, punden berundak – undak serta arca. Menhir adalah tugu batu sebagai tempat pemujaan, dolmen adalah meja untuk menaruh sesaji, sarkofagus adalah bangunan berbentuk lesung yang serupa peti mati, kuburan batu adalah lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat, Punden berundak adalah bangunan bertingkat sebagai tempat pemujaan sedangkan arca adalah perwujudan dari subjek pemujaan yang menyerupai manusia atau hewan

menhir                                            Dolmen
 
arca                                         sarkofagus
 

Punden berundak



Zaman Perunggu
Zaman perunggu hanyalah untuk menyatakan jika manusia lebih banyak menggunakan alat – alat dari perunggu. Kebudayaaan zaman perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia ( proto melayu ) dengan bangsa mongoloid sehingga membentuk ras  deutro melayu ( melayu muda ). Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki kepandaian dalam melebur perunggu.Di kawasan asia tenggara penggunaan logam dimulai tahun 3000-2000 SM.Masa menggunakan logam di kehidupan manusia purba Indonesia disebut masa perundagian. Alat besi yang banyak ditemukan di Indonesia berupa alat keperluan sehari – hari seperti pisau, sabit, mata kapak, pedang, dan mata tombak. Pembuatan alat besi memerlukan tehnik khusus yang mungkin hanya dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat. Yakni golongan undagi. Di luar Indonesia,berdasar dari bukti arkeologis, sebelum manusia menggunakan logam besi, mereka telah mengenal logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah bijih menjadi logam lebih mudah untuk temgbaga dari pada besi.Tehnik peleburan besi ini berasal dari budaya Dongson di Tonkin ( vietnam ). Kapak – kapak perunggu yang dibuat di Indonesia terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Salah satu bentuk yang menarik adalah kapak candrasa yangditemukan di Jawa dan Kapak – Kapak upacara lain yang ditemukan di bali dan Roti. Candrasa dari pulau roti dibuat dari perunggu berukuran 78 x 41,5 cm.Pada mata kapak ini terdapat hiasan kepala manusia atau topeng dengan kedua telapak tangan terbuka disamping pipinya,dipadu dengan hiasan pola garis – garis.Alat yang terkenal pada zaman ini adalah nekara yang digunakan sebagai genderang perang dan keperluan upacara keagamaan.


1 komentar: