Nama : Mochamad fajrin dzikriawan
Kelas : 1ID01
Npm : 34412315
Kebudayaan
manusia pada zaman prasejarah
Manusia
diberikan Tuhan kemampuan akal dan kecerdasan otak. Dengan kecerdasannya
tersebut manusia menempati kedudukan tinggi. Karena dengan kecerdasan otaknya,
manusia mampu memikirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupannya.
Dalam perkembangannya, kecerdasan akal dan otak manusia mempu menciptakan
budaya yang bernilai tinggi.
Pada
masa prasejarah, manusia telah memcapai kebudayaan yang tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari alat-alat yang digunakan sejak jaman palaeolitikhum sampai dengan
neolitikhum, peralatan semakin disempurnakan. Disamping itu, dari segi sosial,
politik dan keagamaan, manusia telah sampai kepada taraf yang mampu
menghubungkan antara peralatan hidup dengan kehidupan religi mereka. Hal ini
tampak pada ditemukannya nekara dan moko sebagai sarana religi untuk upacara
memanggil hujan. Dalam hal lain, manusia telah mampu memikirkan bahwa terdapat
kehidupan setelah mati. Hal ini tampak pada adanya pemujaan kepada arwah nenek
moyang melalui perantara bangunan bangunan sebagai hasil tradisi megalitik.
Zaman
Paleolitikum
Zaman paleolotikum berarti zaman
batu tua. Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat
sederhana dan primitif.Ciri – ciri kehidupan manusia pada zaman paleolotikum
antara lain :
1. hidup berkelompok ( tinggal
disekitar aliran sungai,gua atau di atas pohon )
2. mengandalkan makanan dari alam dengan cara
mengumpulkan ( food gathering )
3. berburu.
oleh karena itu, manusia purba selalu berpindah –
pindah dari satu tempat ke tempat yang lain ( nomaden ). Jenis manusia purba
Indonesia yang hidup pada zaman ini antara lain :
1. Pithecanthropus erectus
2. pithecantropus robustus
3. Meganthropus palaeojavanicus.
Selanjutnya hidup berbagai jenis homo ( manusia ) diantaranya Homo
soloensis dan Homo wajakensis.
- Zaman Mesolitikum
Zaman mesolitikum disebut juga zaman
batu madya / tengah. Zaman ini disebut pula zaman mengumpulkan makanan ( food
gathering ) tingkat lanjut, Yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000
tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini
adalah bangsa melanesoid yang menyerupai nenek moyang orang Papua, Sakai, Aeta,
dan Aborigin. Seperti halnya zaman palaeolitikum, zaman mesolitikum mendapat
makanan dengan cara berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal di gua – gua di
bawah bukit karang ( abris soucheroche ) ,tepi pantai dan ceruk pegungungan. Gua
abris souche roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri dari panas dan
hujan. Hasil peninggalan manusia pada
masa itu adalah menyerupai alat – alat kesenian yang ditemukan di gua – gua dan
coretan pada dinding gua seperti di gua leang – leang, sulawesi selatan, yang
ditemukan oleh Ny.Heeren Palm pada 1950. Van Stein Callenfels menemukan alat 0
alat tajam berupa mata panah, flakes, serta batu penggiling di Gua Lawa dekat
Sampung Ponorogo dan Madiun. Pada masa ini ditemukan juga kjokken moddinger
yaitu dapur kulit kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang pantai
timur Sumatra. Peralatan yang ditemukan di tempat itu adalah kapak genggam
Sumatra, Pabble culture dan alat berburu dari tulang hewan.
- Zaman Neolitikum
Zaman neolitikum berarti zaman batu
muda. Di indonesia,zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM.Cara hidup untuk
memenuthi kebutuhan hidupnya mengalami perubahan pesat dari cara food gathering
menjadi food producting yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak.
Pada masa itu manusia sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari
bahaya binatang buas. Pada masa Neolitikum, manusia purba telah membuat lumbung
– lumbung guna menyimpan padi dan gabah.Tradisi seperti ini masih ditemukan di
daerah badui di banten.manusia purba telah mengenal 2 jenis peralatan yakni beliung persegi dan kapak lonjong. Beliung persegi menyebar
di Indonesia bagian barat diperkirakan budaya ini disebarkan dari yunani di
Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke Indonesia. Kapak
lonjong tersebar di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang
kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina, sulawesi utara, maluku, irian, dan
kepulauan Melanesia.
- Zaman Megalitikum
Mengapa zaman Megalitikum karena
pada zaman ini ditemukan peralatan yang terbuat dari batu – batu besar. Pada
zaman ini, manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme
merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang mendiami benda – benda
seperti pohon, batu, sungai gunung dan
senjata tajam Sementara itu, Dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala
sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib yang daoat mempengaruhi terhadap
keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan manusia pada
zaman megalitikum ini mengenal kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara
memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai
bentuk penghormatan. Adanya kepercayaan manusia terhadap kekuatan alam dan bentuk
mahkluk halus dapat dilihat dari penemuan bangunan kepercayaan primitif. Peninggalan
yang bersifat rohaniah ini ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatra selatan, Sulawesi
Tenggara dan Kalimantan dalam bentuk menhir ,dolmen, sarkofagus, kuburan batu, punden
berundak – undak serta arca. Menhir adalah tugu batu sebagai tempat pemujaan, dolmen
adalah meja untuk menaruh sesaji, sarkofagus adalah bangunan berbentuk lesung
yang serupa peti mati, kuburan batu adalah lempeng batu yang disusun untuk
mengubur mayat, Punden berundak adalah bangunan bertingkat sebagai tempat
pemujaan sedangkan arca adalah perwujudan dari subjek pemujaan yang menyerupai
manusia atau hewan
menhir Dolmen
arca sarkofagus
Punden berundak
Zaman
Perunggu
Zaman perunggu hanyalah untuk
menyatakan jika manusia lebih banyak menggunakan alat – alat dari perunggu. Kebudayaaan
zaman perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia
( proto melayu ) dengan bangsa mongoloid sehingga membentuk ras deutro melayu
( melayu muda ). Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah
memiliki kepandaian dalam melebur perunggu.Di kawasan asia tenggara penggunaan
logam dimulai tahun 3000-2000 SM.Masa menggunakan logam di kehidupan manusia
purba Indonesia disebut masa perundagian. Alat besi yang banyak ditemukan di
Indonesia berupa alat keperluan sehari – hari seperti pisau, sabit, mata kapak,
pedang, dan mata tombak. Pembuatan alat besi memerlukan tehnik khusus yang
mungkin hanya dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat. Yakni golongan undagi.
Di luar Indonesia,berdasar dari bukti arkeologis, sebelum manusia menggunakan
logam besi, mereka telah mengenal logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah
bijih menjadi logam lebih mudah untuk temgbaga dari pada besi.Tehnik peleburan
besi ini berasal dari budaya Dongson di Tonkin ( vietnam ). Kapak – kapak
perunggu yang dibuat di Indonesia terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Salah
satu bentuk yang menarik adalah kapak candrasa yangditemukan di Jawa dan Kapak
– Kapak upacara lain yang ditemukan di bali dan Roti. Candrasa dari pulau roti
dibuat dari perunggu berukuran 78 x 41,5 cm.Pada mata kapak ini terdapat hiasan
kepala manusia atau topeng dengan kedua telapak tangan terbuka disamping
pipinya,dipadu dengan hiasan pola garis – garis.Alat yang terkenal pada zaman
ini adalah nekara yang digunakan sebagai genderang perang dan keperluan upacara
keagamaan.
like this
BalasHapus